Lulusan Akademi Barcelona yang Bersinar di Klub Lain

Lulusan Akademi Barcelona yang Bersinar di Klub Lain

Lulusan Akademi Barcelona yang Bersinar di Klub Lain

Lulusan Akademi Barcelona yang Bersinar di Klub Lain –  Akademi La Masia telah melahirkan banyak pemain bintang dunia selama bertahun-tahun. Meski demikian, tidak sedikit dari mereka yang meraih kesuksesan luar biasa di luar Barcelona. Barcelona dikenal sebagai klub yang memberi peluang kepada para pemain mudanya untuk menembus tim utama. Namun, beberapa di antara mereka harus melanjutkan karier di luar Camp Nou demi pengembangan diri yang lebih lanjut.

Lulusan Akademi Barcelona yang Bersinar di Klub Lain

Lulusan Akademi Barcelona yang Bersinar di Klub Lain

barcelonaladiesopen – Ada beragam alasan mengapa lulusan La Masia memilih untuk meninggalkan Barcelona, mulai dari terLulusan Akademi Barcelona yang Bersinar di Klub Lain batasnya waktu bermain hingga persaingan yang sengit di tim utama. Keputusan ini sering kali menjadi titik balik dalam perjalanan karier mereka.

Adama Traore
Adama Traore sering kali dipandang sebagai pemain yang mengandalkan kecepatan dan kemampuan dribble. Namun, musim ini bersama Fulham, ia menunjukkan bahwa dirinya lebih dari sekadar seorang pemain yang memiliki satu keahlian.

Di usia 28 tahun, Traore tidak hanya menjadi salah satu dribbler terproduktif di Premier League, tetapi juga menunjukkan peningkatan signifikan dalam kontribusi ofensifnya. Ia telah mencatatkan empat gol musim ini, hanya selisih satu dari total gol yang ia raih sepanjang musim lalu.

Penampilannya yang konsisten menggambarkan bahwa Traore kini merupakan ancaman nyata, baik dengan kecepatannya maupun efektivitasnya di depan gawang.

 

Baca Jugaa : Universitas Terbaik di Barcelona untuk Mahasiswa Internasional

 

Riqui Puig
Bukan hanya Lionel Messi, lulusan La Masia lainnya yang mencuri perhatian di Major League Soccer (MLS) musim ini adalah Riqui Puig. Sejak bergabung dengan LA Galaxy pada tahun 2022, Puig telah berkembang menjadi salah satu gelandang terbaik di liga tersebut.

Musim reguler 2024 menjadi puncak kesuksesannya, dengan total 13 gol dan 10 assist yang membantunya membawa LA Galaxy melaju mulus ke babak playoff. Penampilan gemilangnya berlanjut di playoff, di mana gelandang berusia 25 tahun ini mencetak empat gol dalam dua leg melawan Colorado Rapids, memastikan tempat Galaxy di semifinal konferensi.

Dengan kemampuannya dalam mengendalikan lini tengah dan kontribusinya yang signifikan, Puig membuktikan diri sebagai salah satu bintang utama di MLS saat ini.

Nico Gonzalez
Setelah meninggalkan Barcelona pada musim panas 2023, Nico Gonzalez kini tampil secara reguler di tim utama Porto. Gelandang berusia 22 tahun ini telah menjadi bagian penting dari lini tengah Porto, ikut ambil bagian dalam semua 11 pertandingan liga mereka di musim 2024/2025.

Selain konsisten sebagai starter, Gonzalez juga memberikan kontribusi besar dengan mencetak lima gol sepanjang musim ini. Performa mengesankannya semakin mengukuhkan posisinya di lini tengah Porto, dan ia tampak semakin matang sebagai seorang pemain.

Meskipun ia kini bersinar di Porto, Barcelona masih memiliki opsi untuk membelinya kembali dengan harga sekitar €20 juta. Namun, klausul buyback tersebut diperkirakan akan berakhir tahun depan.
Oscar Mingueza mungkin tidak pernah menunjukkan bakat alami yang cukup untuk bertahan di Barcelona, tetapi sejak bergabung dengan Celta Vigo pada tahun 2022, ia telah berhasil membuktikan kemampuannya. Kini berperan sebagai wing-back di bawah arahan pelatih Claudio Giraldez Gonzalez, Mingueza menemukan posisi yang ideal untuk mengembangkan potensinya.

Pada musim 2024/2025, Mingueza telah memberikan kontribusi dalam tujuh gol untuk Celta Vigo, dengan dua gol dan lima assist. Performa mengesankannya baik di lini serang maupun pertahanan menunjukkan bahwa ia semakin matang dan efektif di posisi barunya.

Jika ia mampu mempertahankan penampilan seperti ini, bukanlah hal yang mengejutkan jika Mingueza masuk dalam daftar pemain terbaik La Liga musim ini. Dengan penampilan konsisten, ia memiliki potensi untuk menjadi salah satu pemain yang paling diperhitungkan di liga.

 

Baca Jugaa : Daftar Buku Paling Sering Dicari Sepanjang Masa 

 

Selanjutnya, ada Sergio Gomez, bek Manchester City. Setelah menghadapi tantangan untuk menunjukkan performa terbaiknya di Inggris, Gomez kini kembali ke Spanyol untuk memperkuat Real Sociedad. Pada usia 24 tahun, ia masih memiliki masa-masa terbaik dalam kariernya dan telah menjadi sosok yang andal bagi tim asuhan Imanol Alguacil.

Musim ini, Gomez telah tampil dalam semua 13 pertandingan Real Sociedad, beradaptasi di berbagai posisi, termasuk bek kiri dan gelandang tengah. Fleksibilitasnya di lini tengah dan pertahanan menjadikannya pemain yang sangat bernilai bagi tim.

Dengan tiga assist yang telah dicetak musim ini, Gomez membuktikan dirinya sebagai pilihan yang dapat diandalkan. Jika ia mampu mempertahankan konsistensinya, ia bisa menjadi pemain kunci dalam keberhasilan Real Sociedad musim ini.

5 Alumni La Masia yang Bersinar Setelah Meninggalkan Barcelona

Barcelona dikenal memiliki salah satu akademi sepak bola terkemuka di dunia, yaitu La Masia. Banyak pemain hebat yang menimba ilmu di sana, termasuk nama-nama legendaris seperti Xavi Hernandez, Andres Iniesta, Pep Guardiola, dan Lionel Messi. Mereka semua merupakan produk unggulan dari La Masia.

Bagi banyak pemain, jalan menuju tim utama Barcelona terbuka lebar. Pep Guardiola bahkan sukses meniti karier sebagai pelatih setelah waktunya sebagai pemain.

Namun, tidak semua alumni La Masia berhasil merebut tempat di tim utama Barcelona. Beberapa dari mereka harus puas hanya menjadi penghuni bangku cadangan, sementara yang lain memilih untuk bergabung dengan klub lain demi menyelamatkan kariernya.

Tidak sedikit jebolan La Masia yang kariernya meredup setelah meninggalkan Barcelona, tetapi ada juga yang justru bersinar lebih terang setelah pergi. Berikut adalah lima alumni La Masia yang kariernya semakin menjulang setelah meninggalkan Barcelona, dirangkum oleh BolaSkor. com:

1. Cesc Fabregas

Cesc Fabregas adalah salah satu contoh alumni La Masia yang meraih kesuksesan setelah meninggalkan Barcelona. Ia direkrut Arsenal ketika masih berusia 16 tahun. Bergabung dengan La Masia sejak usia sepuluh tahun, Fabregas menghabiskan enam tahun di akademi tersebut.

Arsenal memboyongnya pada 11 September 2003, dan tidak lama setelah itu, Fabregas mencetak rekor sebagai debutan termuda di tim utama The Gunners saat menghadapi Rotherham United di ajang Piala Liga. Dalam waktu kurang dari dua tahun, ia menjadi andalan lini tengah Arsenal, terutama setelah kepergian Patrick Vieira pada musim panas 2005.

Performanya yang konsisten membuat Barcelona ingin memulangkannya pada musim panas 2011. Saat itu, Fabregas dianggap sebagai pengganti ideal untuk Xavi yang semakin menua. Namun, nasib berkata lain; kariernya perlahan meredup di Camp Nou sebelum ia bergabung dengan Chelsea pada musim panas 2014. Di Stamford Bridge, Fabregas kembali menemukan kejayaannya dengan meraih berbagai trofi, termasuk dua gelar Premier League dan Piala FA.

2. Thiago Alcantara

Thiago Alcantara juga tumbuh menjadi salah satu gelandang terbaik dunia setelah meninggalkan Barcelona. Mirip dengan Fabregas, ia dipersiapkan untuk menjadi pengganti Xavi. Memasuki akademi Barcelona pada tahun 2005 saat berusia 14 tahun, sebelum itu ia sudah memperoleh pendidikan di akademi beberapa klub di Brasil.

Thiago membutuhkan waktu sekitar empat tahun untuk mendapatkan kesempatan bermain di tim utama Barcelona. Skill individu yang luar biasa membuatnya menjanjikan. Namun, terbatasnya kesempatan bermain, karena performa gemilang Xavi dan Iniesta, membuatnya memutuskan untuk pergi pada musim panas 2013. Ia tak bisa menolak tawaran Pep Guardiola yang saat itu diangkat sebagai pelatih Bayern München.

Di Bayern, kemampuan Thiago semakin berkembang pesat, menjadikannya salah satu pilar Timnas Spanyol. Bersama Bayern, ia meraih hampir semua gelar yang ada dan pada musim panas lalu, ia memilih untuk melanjutkan kariernya di Liverpool.

3. Luis Garcia
Tentu saja, para suporter Liverpool pasti mengenal sosok Luis Garcia. Ia dikenal sebagai salah satu pahlawan The Reds yang mengantarkan tim meraih gelar Liga Champions pada tahun 2005.

Namun, yang mungkin kurang dikenal adalah bahwa Luis Garcia merupakan alumnus akademi La Masia. Sayangnya, ia tidak berhasil menembus ketatnya persaingan untuk tampil di tim utama Barcelona.

Luis Garcia bergabung dengan akademi La Masia saat usianya baru 12 tahun, tepatnya pada tahun 1990. Ia sempat dipromosikan ke tim utama Barcelona pada musim 1998-1999, meskipun belum pernah mencatatkan penampilan.

Pada musim panas 2002, Garcia memutuskan untuk bergabung dengan Atletico Madrid setelah beberapa kali dipinjamkan oleh Barcelona ke klub lain. Namun, setahun kemudian, Barcelona memanggilnya kembali dengan mengaktifkan klausul pembelian kembali.

Selama musim 2003-2004, Garcia tampil dalam 25 laga dan mencetak empat gol untuk Barcelona. Meski begitu, ia memilih untuk pindah ke Liverpool di akhir musim, sebuah keputusan yang terbukti sangat tepat. Nama Luis Garcia semakin dikenal setelah bergabung dengan Liverpool, di mana ia meraih berbagai gelar prestisius sebelum mengakhiri kariernya di beberapa klub lain.

Pepe Reina juga merupakan alumnus La Masia, dan menariknya, ayahnya, Miguel Reina, adalah mantan kiper utama Barcelona. Ini membuat Reina sangat berambisi mengikuti jejak sang ayah saat bergabung dengan La Masia pada tahun 1995. Ia dengan cepat menjadi kiper utama di berbagai tim kelompok umur Barcelona.

Di musim 2000-2001, Reina dipromosikan ke tim utama pada usia 18 tahun, berkat cedera yang dialami dua kiper di tim utama. Sepanjang musim tersebut, Reina mencatatkan 26 penampilan. Setahun setelahnya, ia menjadi deputi Roberto Bonano.

Namun, Barcelona memutuskan untuk melepaskannya secara gratis pada musim panas 2002. Meskipun tampak seperti kemunduran, keputusan tersebut membuka jalan bagi Reina untuk bersinar. Ia kemudian bergabung dengan Villarreal, dan di sana, performanya semakin gemilang.

Tiga musim kemudian, Reina direkrut oleh Liverpool yang baru saja meraih gelar Liga Champions. Pelatih Rafael Benitez menyiapkannya untuk mengisi posisi kiper utama. Di Liverpool, Reina berhasil meraih berbagai trofi dan mulai dipanggil ke Timnas Spanyol, meskipun ia menghadapi kesulitan untuk merebut tempat di skuat utama.

Bakat Adama Traore sudah terdeteksi oleh Barcelona sejak ia masih belia. Pemain berbakat ini bergabung dengan akademi La Masia pada usia delapan tahun. Pada usia 18 tahun, ia berhasil menembus tim Barcelona B dan segera mendapatkan kesempatan debut di tim utama.

Traore sempat diprediksi akan menjadi bintang masa depan Barcelona, terutama setelah ia membawa tim muda Catalunya meraih gelar UEFA Youth League 2013-2014. Namun, kesempatan untuk membuktikan bakatnya di tim utama Barcelona tidak kunjung tiba.

Dengan keputusan mengejutkan, Traore pindah ke Aston Villa pada musim panas 2015, dan banyak yang mengira langkah ini akan merugikan kariernya. Anggapan tersebut sempat menjadi kenyataan ketika ia berpindah-pindah klub, dari Middlesbrough hingga Wolverhampton Wanderers. Namun, nasibnya berubah drastis bersama Wolves.

Traore berhasil mengantarkan Wolverhampton menjadi salah satu tim yang diperhitungkan di Premier League. Meskipun belum meraih trofi, ia mendapatkan kepercayaan untuk memperkuat Timnas Spanyol. Hal ini mungkin tidak akan terjadi jika ia tetap bertahan di Barcelona. Kini, Traore telah menjelma menjadi salah satu winger paling tangguh, kuat, dan cepat, hingga menjadi incaran klub-klub besar.

Back To Top